Sabtu, 09 Juli 2011

PUISI

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU
Oleh: Taufik Ismail

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena
seratus juta penduduknya,

Kembalikan
Indonesia
Padaku

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang
malam dengan bola telur angsa dibawah sinar lampu 15 watt,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang
diatasnya,

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan didalam muut itu ada bola-bola lampu 15watt, sebagian
putih dan sebagian hitam, yang menyaa bergantian,

Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong diatas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus bola lampu 15 watt ke dasaar lautan,

Kembalikan
Indonesia
Padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena
seratus juta penduduknya,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wtt, sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Kembalikan
Indonesia
Padaku

Paris, 1971


SAJAK PALSU
Oleh: Agus R. Sarjono

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu.
Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.
Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu.
Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu dan
membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu
sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru.
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu,
ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Senbagian menjadi guru, ilmuwan atau
seniman palsu. Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan
ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan
ekspor dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam
meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri yang dijaga pejabat-
pejabat palsu. Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka uang-
uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan
palsu dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-dialog palsu menyambut
tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu. 





LOGO HUT Ke-77 RI